- B. LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Bimbingan dan konseling merupakan layanan yang
diberikan kepada siswa oleh guru pembimbing yang terdapat dalam pola 17 yang
terdiri dari empat bidang bimbingan, tujuh layanan dan lima layanan pendukung.
Diantara pemberian layanan tersebut adalah layanan bimbingan kelompok yang
dilaksanakan oleh guru pembimbing dalam menangani sejumlah peserta didik.
Faktor yang mendasar penyelenggaraan bimbingan kelompok adalah bahwa proses
pembelajaran dalam bentuk pengubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku termasuk
dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi melalui proses kelompok.
- 1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1995: 61) bahwa“Bimbingan kelompok
adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan
konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada
individu melalui kelompok”. Sedangkan Winkel (1991: 71) mengatakan bahwa
“bimbingan adalah proses membantu orang-perorangan dalam memahami dirinya
sendiri dan lingkungannya”.Bimbingan kelompok menekankan bahwa kegiatan
bimbingan kelompok lebih pada proses pemahaman diri dan lingkungannya yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang disebut kelompok. Apabila konseling
perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang perorang, maka
bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu.
Bimbingan kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok itu
memberi dorongan dan motivasi kepada individu untuk mengubah diri dengan
memanfaatkan kemampuan yang dimiliki secara optimal, sehingga mempunyai konsep
diri yang lebih positif. Dengan demikian bimbingan kelompok adalah proses
pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru
pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna
mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah membentuk
konsep diri positif.
- 2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh
Prayitno (2004: 2-3) adalah sebagai berikut :
- Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah
berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota
kelompok. Sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosisalisasi/berkomunikasi
seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
yang tidak obyektif, sempit dan terkukung serta tidak efektif. Melalui layanan
bimbingan kelompok diharapkan hal-hal yang menganggu atau menghimpit perasaan
dapat diungkapkan, diringankan melalui berbagai cara, pikiran yang buntu atau
beku dicairkan dan didinamikkan melalui masukkan dan tanggapan baru, persepsi
yang menyimpang atau sempit diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran,
sikap yang tidak efektif kalau perlu diganti dengan yang baru yang lebih
efektif.
- Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik
tertentu. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dengan diadakannya
bimbingan kelompok ini dapat bermanfaat bagi siswa karena dengan bimbingan
kelompok akan timbul interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka memenuhi
kebutuhan psikologis.
- 3. Model Kelompok dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1999: 24-25) bahwa dalam
penyelenggaraan bimbingan kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu
kelompok bebas dan kelompok tugas :
- Kelompok bebas
Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan
segala pikiran dan perasaanya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang disampaikan
mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok.
- Kelompok tugas
Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah
dan isi kegaiatannya tidak ditentukan oleh para anggota, melainkan diarahkan
kepada penyelesaiannya suatu tugas. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu tugas
untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh anggota kelompok.
- 4. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok
Prayitno (1995: 27) menggemukakan bahwa ada tiga
komponen
penting dalam kelompok yaitu :
- Suasana kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu
layanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan bimbingan kelompok
merupakan proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang
yang ahli (guru pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu.
- Anggota kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam
proses
kehidupan kelompok. Peranan kelompok itidak akan
terwujud tanpa
keikutsertaan aktif para angota kelompok, dan bahkan
lebih dari itu. Peranan yang hendaknya dimainkan anggota kelompok sesuai yang
diharapkan menurut Prayitno (1995:32) adalah sebagai berikut :
- Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar
anggota kelompok.
- Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam
kegiatan kelompok.
- Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan
bersama.
- Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha
mematuhinya dengan baik.
- Benar-benar berusaha untuk secara efektif ikut serta dalam seluruh
kegiatan kelompok.
- Mampu mengkomunikasikan secara terbuka.
- Berusaha membantu orang lain.
- Memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk juga
menjalani peranannya.
- Menyadari pentingnya kegiatan kelompok tersebut.
- Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan
suasana sehingga para anggota kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi
masalah-masalah mereka sendiri. Menurut Prayitno (1995: 35-36) peranan pemimpin
kelompok dalam layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut.:
- Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.
- Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaanyang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggotaanggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
- Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang dialami oleh anggota kelompok. Jika kelompok tersebut tampak kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan, maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan.
- Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
- Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur lalu lintas kegiatan kelompok, pemegang atauran permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan.
- Sifat kerahasiaan dari kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.
- 5. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
Penggunaan tehnik dalam kegiatan bimbingan kelompok
mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan
kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana
yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak
cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan oleh Tatiek
Romlah (2001: 86) “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Beberapa teknik yang biasa digunakan
dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain :
- Teknik pemberian informasi
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode
ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok
pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu :
perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi
antara lain adalah : (a) dapat melayani banyak orang, (b) tidak membutuhkan
banyak waktu sehingga efisien, (c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas,
(d) mudah dilaksanakan disebanding dengan teknik lain. Sedangkan kelemahannya
adalah antara lain : (1) sering dilaksanakan secara menolog, (2) individu yang
mendengarkan kurang aktif, (3) memerlukan ketrampilan berbicara, supaya
penejelasan menjadi menarik.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut,
pada waktu memberikan informasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu:
- Sebelum memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangkan apakah cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan individu yang dibimbing.
- Mempersiapkan bahan informasi dengan sebaik-baiknya.
- Usahakan untuk menyiapkan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh pendengar atau siswa.
- Usahakan berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi lebih aktif .
- Gunakan alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap layanan yang disampaikan.
- Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah
direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan
masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer dan Munro dalam
Romlah (2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu : (1)
untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran
tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar
manusia.
- Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu
bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan
masalah secara sistematis adalah :
- Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
- Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
- Mencari alternatif pemecahan masalah
- Menguji masing-masing alternatif
- Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
- Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai
- Permainan peranan (role playing)
Bennett dalam Tatiek Romlah (2001: 99) mengemukakan :
bahwa permainan peranan adalah suatau alat belajar yang mengambarkan
ketrampilan-ketrampilan dan pengertianpengertian mengenai hubungan antar
manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel denga yang terjadi
dalam kehidupan yang sebenarnya. Didalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam
permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan
untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia.
Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar
individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan
menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.
- Permainan simulasi (simulation games)
Menurut Adams dalam Romlah (2001: 109) menyatakan
bahwa permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan
situasi-situai yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi
dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan teknik diskusi.
6. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok
Tahap-tahap perkembangan kelompok dalam bimbingan
melalui
pendekatan kelompok sangat penting yang pada dasarnya
tahapan
perkembangan kegiatan bimbingan kelompok sama dengan
tahapan yang
terdapat dalam konseling kelompok. Prayitno (1995:40-60)
Tahap-tahap bimbingan kelompok ada empat tahap, yaitu
: tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran..
a. Tahap Pembentukan
Tahap awal atau tahap permulaan sebagai tahap
persiapan dalam rangka pembentukan kelompok. Tahap ini merupakan tahap
pengenalan, pembinaan hubungan baik, tahap pelibatan diri atau tahap memasuki
diri
ke dalam kehidupan suatu kelompok dengan tujuan agar
anggota
memahami maksud bimbingan kelompok.
b. Tahap Peralihan
Tahap transisi (peralihan) menurut Prayitno (1995:47)
dijelaskan sebagai tahap peralihan yang bertujuan membebaskan anggota kelompok
dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk
memasuki tahap berikutnya.
C. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam
Mengembangkan Konsep Diri Positif
Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian
informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam layanan bimbingan kelompok
interaksi antar individu antar anggota kelompok merupakan suatu yang khas yang
tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Karena dalam layanan konseling
kelompok terdiri dari individu yang heterogen terutama dari latar belakang dan
pengalaman mereka masing-masing.
Konsep diri adalah pandangan menyeluruh individu
terhadap totalitas diri sendiri baik tentang dimensi fisiknya, karakteristik
pribadinya motivasinya, kelebihan dan kelemahannya yang terbentuk dari
pengalamanny dan interaksi dengan orang lain atau lingkungan sekitar individu.
Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak
lahir, tetapi merupakan sesuatu yang dipelajari dan merupakan hasil bentukan
dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu yang lain.
Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi,
sehingga orang mampu menyimpan informasi tentang dirinya baik informasi positif
maupun negatif. Dengan konseling kelompok individu mengharapkan hidupnya akan
lebih baik, dapat memecahkan masalah dan dapat pula membantu orang lain
Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena
interaksi dengan lingkungan, dengan konseling kelompok siswa dapat berinteraksi
dengan anggota lain, mereka dapat berlatih tentang perilaku baru, belajar
memberi dan menerima, dan belajar memecahkan masalah berdasarkan masukan dari
orang lain. Situasi yang diperlukan untuk mengembangkan konsep diri positif
adalah situasi hubungan yang erat dan mendalam dan dalam waktu yang relatif
agak lama dalam berinteraksi.
Kelompok yang semua anggotanya merupakan teman yang
sebaya sering disebut kelompok teman sebaya. Di sinilah mereka dinilai oleh
orang lain. Penilaian ini akan dijadikan sebagai cermin dalam memandang dan
menilai dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar